December 07, 2011

Hobart, Tasmania

Small is beautiful sepertinya cocok untuk menggambarkan kota Hobart, ibukota Tasmania, yang kali ini jadi tujuan saya dan 3 teman dari Melbourne untuk mengisi liburan musim panas. Tapi biar judulnya summer, di Hobart ini suhunya bisa turun sampai 4 derajat. Terlepas dari dinginnya, overall saya suka suasana di kota ini. Udara segar yang langsung terasa begitu mendarat di bandara, bangunan-bangunan tua yang masih terawat, jalan-jalan yang lengang jauh dari kesan ramai, pun di pusat kota. Dan untuk keliling kota, berhubung gak ada salah satu dari kita yang bawa SIM jadilah kita naik Red Dekker selama sekitar satu jam. Transportasi umum seperti bis di sini relatif murah, cukup membeli tiket day tripper di atas bis seharga $3 bisa dipakai selama sehari penuh. Tapi jadwal bis yang ditempel di halte-halte menurut saya membingungkan, dan ternyata teman saya yang tinggal tinggal disini dan jadi guide dadakan kita juga binun ha...ha... *bingung berjamaah deh*.


Sky so clear, old buildings, and parks...





Ini bis khusus untuk sight seeing keliling kota Hobart...apa kabar bis tingkat di Jakarta ya :))




Setelah keliling kota, tujuan berikutnya ke The Royal Tasmanian Botanical Garden dengan semangat 45 karena sepanjang perjalanan keliling kota hampir disetiap rumah atau taman ditanami mawar berukuran jumbo atau bunga-bunga lain.


Saya sendiri gak tau karena cuaca atau tanah disini yang cocok untuk tumbuhnya mawar dan bunga-bunga lain atau masih ada sisa-sisa musim semi. 




Berhubung Hobart dikelilingi sama pegunungan dan terletak di kaki Mt. Wellington, jadi saya dan teman-teman merasa wajib untuk melihat salah satu tempat "wajib dikunjungi" disana which is Mt. Wellington tentunya, Salamanca Market, Museum of Old and Modern Art (MONA), dan naik Lady Nelson (replika kapal layar yang dipakai Inggris waktu datang ke Tasmania). 

Pemandangan Hobart dari atas Mt. Wellington, sayangnya mendung waktu saya kesini, tapi gak mengurangi keindahannya. 






Salah satu andalan kota Hobart adalah Salamanca Market, pasar mingguan yang menjual mulai dari pakaian, barang-barang seni, sayuran, buah, sampai souvenir. Jadilah saya berburu barang-barang lucu khas Tasmania, apalagi kalau bukan Tasmanian Devil, biarpun cuma pajangannya aja hi..hi..





Beberapa koleksi di MONA



Semula saya dan teman2 heran liat orang-orang melihat tembok yang ada air nya, tapi ternyata eh ternyata air itu membentuk tulisan-tulisan yang bisa ganti-ganti. Baru deh dengan noraknya kita foto *telat* ^_^



Terakhir...naik Lady Nelson, yang crew nya ternyata tenaga-tenaga sukarela, dan gak digaji oleh city council nya, bahkan beberapa dari mereka sudah sepuh. Jadi kapan Lady Nelson ini tiba dari Inggris sekitar tahun 1800an di Tasmania dengan membawa sekitar 13 pelaut. Yang kita naiki ini replikanya. 

Jadi tau gimana para awak kapal itu menaikan dan menurunkan atau mengubah arah layar karena kapal dijalankan tanpa mesin. 



Kalau di Indo daerah pelabuhan or penangkapan ikan itu banyak warung-warung jualan ikan bakar, disini ikannya diolah jadi fish and chips. 





Rasanya 3 hari kurang untuk menjelajah Tasmania, karen masih banyak tempat-tempat bagus yang belum didatangi karena lokasinya yang lumayan jauh. Tips saya, jangan lupa bawa pelembab kalau kesana, karena ternyata Tasmania daerah terkering ke-dua di Australia. Trus bawa payung atau jaket, karena cuaca disini sangat moody, dari panas bisa langsung hujan dalam hitungan menit. O iya...disini juga jarang banget tempat sampah, jadi harus tahan-tahan simpan sampah di tas he...he...






No comments:

Post a Comment