December 30, 2011

being 30 something...:))



Alhamdulillah masih diberi umur sampai lewat 30. Kalau ada buku yang judulnya being 20 something is hard, sepertinya benar. Yaaa...karena umur-umur sekitar itu yang penuh keinginan ini itu. Bukan berarti sekarang saya gak punya keinginan-keinginan tapi buat saya 30 something adalah masa-masa saya menjalani semua dengan lebih tenang,  'gak ngoyo' mungkin kalau orang Jawa bilang. Allah has managed everything properly.


Biarpun saya bukan termasuk orang yang rajin bikin resolusi tiap akhir tahun, karena beberapa tahun kemarin resolusi saya cuma satu, jadi pegawai negari *blush* tapi paling tidak saya selalu punya satu harapan tiap tahunnya. Beberapa tahun lalu ketika harapan jadi pegawai negeri sudah dikabulkan, harapan saya bisa sekolah keluar atau pergi keluar jauh dari Indonesia sekadar untuk melarikan diri. Tapi mungkin karena niat saya yang masih belum lurus, keinginan sekolah itu baru bisa terwujud tahun lalu itupun setelah gagal beberapa kali. Wiiih...ternyata sudah hampir setahun ya saya terdampar disini 


Sekarang apa ya keinginan saya untuk tahun depan selain menyelesaikan sekolah tentunya...heeemm menikah sepertinya seru ha...ha... 



gambar dari sini 


December 23, 2011

Nasi kuning







Description:
Coba-coba bikin nasi kuning pakai rice cooker untuk house mate yang berulang tahun. Belum pernah bikin sama sekali, jadi caranya dianggap sama aja kaya bikin nasi uduk *ngasal* :))

Ingredients:
Nasi kuning :
Beras dicuci bersih
Santan
Kunyit (saya pakai yg bubuk)
Daun salam
Daun jeruk
Serai memarkan
Sedikit garam

Pelengkapnya saya cuma bikin kering tempe, empal, sambel, kerupuk, bawang goreng, timun

Kering tempe :
Tempe dipotong bentuk korek
Cabe merah diiris tipis
Lengkuas
Daun salam
Serai
Garam
Gula merah
Asam jawa (larutkan dengan air)
Minyak
Air

Haluskan :
Bawang merah
Bawang putih




Directions:
Nasi kuning ;
Campur semua bumbu dalam rice cooker seperti masak nasi biasa. Kalau saya, masak setengah matang nasi dengan sedikit air lalu masukan santan dan masak nasi lagi sampai matang. Diaduk sebentar.

Kering tempe :
1. Tumis bumbu halus, cabe merah, serai, lengkuas, daun salam sampai harum
2. Masukan tempe
3. Tambahkan air asam jawa, sedikit air, garam, gula merah
4. Masak sampai matang

Untuk empal, saya pakai bumbu jadi ^_^. Tinggal direbus dagingnya, memarkan dengan ulekan, rebus lagi sebentar, lalu di goreng

December 13, 2011

Bubur ayam


Description:
Kali ini bereksperimen bikin bubur ayam abang-abang. Kalo di resep keluarga Nugraha sih namanya Bubur Ayam Betawi (bumbu kuning). Ribet euy ternyata bikin pernak-pernik nya :))

Ingredients:
Bahan untuk buburnya :
Beras
Air untuk merebus
Sedikit garam biar gak anyep buburnya

Untuk sate ampela ati :
Air untuk merebus
Ati, ampela, jantung (boleh ditambah jeroan ayam lain) bersihkan
Tusuk sate
Minyak untuk menggoreng

Bumbu halus untuk sate :
Bawang merah
Bawang putih
Kemiri
Kunyit
Garam
Gula pasir

Untuk kuah:
Minyak untuk menumis
Serai memarkan
Daun salam
Daun jeruk
Air untuk merebus
Ayam
Minyak
Kecap manis

Bumbu halus untuk kuah :
Bawang merah
Bawang putih
Ketumbar
Kunyit
Garam
Gula pasir

Pelengkap :
Bawang goreng
Kerupuk
Sambal (cabe+kecap)






Directions:
Cara memasak buburnya :
1. Masak beras + air + garam dengan api sedang sampai jadi bubur
2. Angkat, sisihkan

Sate ampela ati :
1. Rebus ati + ampela dengan bumbu halus sampai lunak dan bumbu meresap, angkat.
2. Goreng dengan minyak panas sampai kecoklatan
3. Angkat lalu tusuk dengan tusuk sate

Kuah :
1. Tumis bumbu halus, serai, daun salam, daun jeruk hingga harum
2. Didihkan air lalu masukan potongan ayam dan bumbu tumis
3. Masak hingga ayam lunak dan bumbu meresap lalu tiriskan
4. Masukan sedikit kecap manis ke dalam kuah, masak hingga mendidih
5. Goreng ayam hingga kekuningan lalu suwir-suwir
6. Sajikan bubur dengan kuah dan bahan pelengkap



Obrolan dgn teman dan lebaynya bule :))

Obrolan ringan bareng teman-teman selama di Hobart kemarin, mulai dari yang super gak penting, seputar bulu mata dan jambul nya Syahrini :

Saya : katanya Syahrini dandannya tuh 4 jam loh
Teman : ngapain aja ya 4 jam
Saya : kalo gw mah udah bisa masak, nyapu, nyetrika, motong rumput, nimba, les balet, les biola wkwkwkwk *ditimpuk Tasmanian Devil*
Teman : gw mah yg pasti udah bisa bolak balik Jakarta Bandung beli cimol (dia org Bandung)
Saya dan teman : ngikik barengan xixixixi....

Sampai ke obrolan yang agak berbobot sedikit. Yaaah apalagi kalo bukan seputar perbandingan Oz dan Indo. Waktu naik kapal layar :

Teman : sebenernya kita punya loh kapal macam ini sama laut yg lbh bagus
Saya : banyak kali kan nenek moyang ku seorang pelaut gemar mengarung luas samudra hi..hi..
Teman : (tetap serius) tapi sayang aja gak diolah jadi objek wisata. Coba kalo dikemas dgn baik pasti bisa menghasilkan banyak tuh.
Saya : (mencoba ikut serius) iya betul. Kadang tempat wisata yang sebenernya bagus jd gak terekspose atau mahal banget karena gak ada sarana ke sananya. Coba aja ke pulau-pulau di Belitung, kebanyakan cuma kapal-kapal nelayan seadanya. Malah di Bunaken yang udah ngetop aja fasilitasnya minim banget, waktu gw kesana gak ada air di toiletnya plus kotor di sekitar pantainya. 
Teman yg lain : (ikut nimbrung) iya, dah gitu biasanya di tempat wisata harga makanan or minumannya dimahalin lg wkwkwkwk
Teman : sayang yah....
Saya : iya... mudah-mudahan ke depan bisa lbh bagus lg pengelolaannya biar jd sumber penghasilan *sambil menatap ke laut lepas* lebay

Daging asam padeh






Description:
Coba-coba bikin masakan yg agak rumit sedikit. Jadi dipilihlah masakan padang. Maap ya buat org Padang kalo gak mirip, sudah dimodifikasi bumbunya sesuai yang ada di sini *ngelesjaya* :))

Ingredients:
Daging
Serai ambil yg putihnya memarkan
Daun jeruk
Daun salam
Asam (saya pakai asam yg sudah matang) jadi penampakannya lbh coklat he..he..
Air

Bumbu halus :
Cabe merah
Bawang merah
Bawang putih
Kemiri
Jahe
Kunyit
Garam


Directions:
1. Haluskan cabe merah+bawang+kemiri+jahe+kunyit+garam
2. Lumuri daging yang sudah dipotong-potong dengan bumbu halus
3. Diamkan selama kurang lebih 30 menit biar bumbu meresap
4. Masak daging berbumbu dengan air secukupnya
5. Masukan serai, daun jeruk, daun salam, asam
6. Masak hingga matang dengan api kecil
7. Hidangkan ^_^

Note: daging bisa diganti ikan

December 07, 2011

Hobart, Tasmania

Small is beautiful sepertinya cocok untuk menggambarkan kota Hobart, ibukota Tasmania, yang kali ini jadi tujuan saya dan 3 teman dari Melbourne untuk mengisi liburan musim panas. Tapi biar judulnya summer, di Hobart ini suhunya bisa turun sampai 4 derajat. Terlepas dari dinginnya, overall saya suka suasana di kota ini. Udara segar yang langsung terasa begitu mendarat di bandara, bangunan-bangunan tua yang masih terawat, jalan-jalan yang lengang jauh dari kesan ramai, pun di pusat kota. Dan untuk keliling kota, berhubung gak ada salah satu dari kita yang bawa SIM jadilah kita naik Red Dekker selama sekitar satu jam. Transportasi umum seperti bis di sini relatif murah, cukup membeli tiket day tripper di atas bis seharga $3 bisa dipakai selama sehari penuh. Tapi jadwal bis yang ditempel di halte-halte menurut saya membingungkan, dan ternyata teman saya yang tinggal tinggal disini dan jadi guide dadakan kita juga binun ha...ha... *bingung berjamaah deh*.


Sky so clear, old buildings, and parks...





Ini bis khusus untuk sight seeing keliling kota Hobart...apa kabar bis tingkat di Jakarta ya :))




Setelah keliling kota, tujuan berikutnya ke The Royal Tasmanian Botanical Garden dengan semangat 45 karena sepanjang perjalanan keliling kota hampir disetiap rumah atau taman ditanami mawar berukuran jumbo atau bunga-bunga lain.


Saya sendiri gak tau karena cuaca atau tanah disini yang cocok untuk tumbuhnya mawar dan bunga-bunga lain atau masih ada sisa-sisa musim semi. 




Berhubung Hobart dikelilingi sama pegunungan dan terletak di kaki Mt. Wellington, jadi saya dan teman-teman merasa wajib untuk melihat salah satu tempat "wajib dikunjungi" disana which is Mt. Wellington tentunya, Salamanca Market, Museum of Old and Modern Art (MONA), dan naik Lady Nelson (replika kapal layar yang dipakai Inggris waktu datang ke Tasmania). 

Pemandangan Hobart dari atas Mt. Wellington, sayangnya mendung waktu saya kesini, tapi gak mengurangi keindahannya. 






Salah satu andalan kota Hobart adalah Salamanca Market, pasar mingguan yang menjual mulai dari pakaian, barang-barang seni, sayuran, buah, sampai souvenir. Jadilah saya berburu barang-barang lucu khas Tasmania, apalagi kalau bukan Tasmanian Devil, biarpun cuma pajangannya aja hi..hi..





Beberapa koleksi di MONA



Semula saya dan teman2 heran liat orang-orang melihat tembok yang ada air nya, tapi ternyata eh ternyata air itu membentuk tulisan-tulisan yang bisa ganti-ganti. Baru deh dengan noraknya kita foto *telat* ^_^



Terakhir...naik Lady Nelson, yang crew nya ternyata tenaga-tenaga sukarela, dan gak digaji oleh city council nya, bahkan beberapa dari mereka sudah sepuh. Jadi kapan Lady Nelson ini tiba dari Inggris sekitar tahun 1800an di Tasmania dengan membawa sekitar 13 pelaut. Yang kita naiki ini replikanya. 

Jadi tau gimana para awak kapal itu menaikan dan menurunkan atau mengubah arah layar karena kapal dijalankan tanpa mesin. 



Kalau di Indo daerah pelabuhan or penangkapan ikan itu banyak warung-warung jualan ikan bakar, disini ikannya diolah jadi fish and chips. 





Rasanya 3 hari kurang untuk menjelajah Tasmania, karen masih banyak tempat-tempat bagus yang belum didatangi karena lokasinya yang lumayan jauh. Tips saya, jangan lupa bawa pelembab kalau kesana, karena ternyata Tasmania daerah terkering ke-dua di Australia. Trus bawa payung atau jaket, karena cuaca disini sangat moody, dari panas bisa langsung hujan dalam hitungan menit. O iya...disini juga jarang banget tempat sampah, jadi harus tahan-tahan simpan sampah di tas he...he...