February 24, 2012

Everything happens for a reason....

Buat saya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Everything happens for a reason...bahkan jatuhnya daun saja sudah ada yang mengatur. Kalau memang sudah ditakdirkan terjadi, rasanya semesta mendukung *halah bahasanya*. Kalau sudah ditakdirkan bertemu, mau seisi dunia menghalangi ya tetap aja ada jalannya . Makanya saya selalu senang dengar cerita bagaimana orang-orang bertemu dengan pasangan hidupnya, yang kadang kalau dipikir dengan logika gak masuk. Ada seorang tetangga saya yang bertemu dengan suaminya karena kebetulan tiap hari naik mikrolet yang sama dan turun di tempat yang sama pula. Coba kalau dianalisis pakai logika, pertama, ada berapa ribu (kalau ribu terlalu banyak mungkin ratus) mikrolet di Jakarta, kenapa qo ya mereka bisa naik mikrolet yang sama setiap hari. Kedua, mikrolet itu kan isinya puluhan orang, qo ya perhatiin aja hi..hi..kalau tidak ada campur tangan Tuhan rasanya tidak mungkin. 

Saya jadi ingat percakapan saya dengan seorang ibu-ibu dari bagian lain di kantor. Sebuah percakapan khas wanita kalau lagi di toilet :

Ibu-ibu : "kita tuh jadi perempuan jangan judes-judes, nanti laki-laki takut sama kita. Kita                             kan gak tau dimana bisa ketemu sama jodoh kita. 

Saya : "(berusaha ramah) oh gitu ya bu.."

Ibu-ibu : " iya...saya aja ketemu sama suami saya di metromini. Jadi pasang muka ramah aja"
Saya : "(ketawa miring) iya bu...*sambil cari-cari kaca* 

February 23, 2012

New Zealand

Bisa juga mengunjungi negara yang sebelumnya cuma saya liat keindahannya di film-film kolosal macam Lord of the Ring atau Hercules. Negara yang dalam bayangan saya hijau royo-royo ini akhirnya saya datangi bersama 2 teman serumah saya untuk mengisi sisa liburan musim panas. Rencana hanya mengunjungi kota-kota di bagian selatan ternyata berubah karena di menit-menit terakhir muncul keinginan melihat kota di utara yang kebetulan belum dikunjungi teman2 lain yang sudah lebih dulu pergi ke sana. Jadilah mengubah rute perjalanan 8 hari kita Brisbane-Christchurch-Auckland-Queenstown-Mt. Cook-Christchurch-Brisbane.

Auckland
Gak terlalu banyak yang bisa dilihat di sini. Tipikal kota-kota lainnya, cuma sempat ke Sky City (bangunan tertinggi di sana), Mt. Eden (tempat tertinggi utk melihat seluruh kota, yang biasanya dipunyai di hampir tiap kota). Di Brisbane, ada Mt. Coot-tha, di Hobart ada Mt. Wellington. 


Pusat kota nya




Puas keliling kota, coba keluar Auckland, tepat nya ke Waiheke Island. Naik sejenis fery selama kurang lebih satu jam.

Salah satu pantai di Waiheke Island yang paling "hidup" karena paling banyak aktivitasnya. 




Queenstown
Kota di selatan yang paling banyak direkomendasikan teman2 wajib dikunjungi. Sepintas mirip Bali, pusat turis yang datang rombongan, backpacker, toko-toko souvenir. Jalannya juga kecil, tapi bedanya bebas macet dan gak seriweuh di Bali. Meskipun summer tapi tetap aja dingiiin. Cuma sempat naik gondola, dan tour ke Milford Sound yang jadi andalan disini.



Pemandangan dari atas gondola



Perjalanan ke Milford Sound yang ditempuh seharian. Dan kita harus menunggu sekitar setengah jam supaya rombongan biri-biri ini minggir :))




Disalah satu tempat pemberhentian dalam perjalanan ke Milford (namanya apa ya, divide something hi..hi..)




Sepanjang Milford Sound



Air terjun di Milford Sound 

Sepanjang perjalanan pulang dari Milford Sound. Fotonya diambil sekitar jam 8 malam, masih terang benderang :))



Perjalanan ke Mt. Cook


Mt. Cook
Masih kebagian sedikit salju disini. Kalau winter lebih bagus lagi karena semua jadi putih ketutup salju.





Perjalanan Mt. Cook-Christchurch

Yang titik-titik putih itu rombongan biri-biri lagi makan :))



Christchurch
Gak banyak yang bisa dilihat disini waktu kita datang, karena waktunya sempit dan kota ini baru saja kena gempa lumayan besar


Kesimpulannya : wallpaper yang biasa ada di komputer itu beneran ada :))

February 10, 2012

Menunggu Miss/Mr Right :))

Teman saya pernah bilang kalau menunggu "Miss/Mr Right" itu sama seperti menunggu bis. Kadang kala kita melihat sebuah bis yang sudah penuh sesak, yang mungkin gak nyaman untuk dinaiki dan memilih menunggu bis berikutnya. Ketika bis lain datang yang juga  kurang bagus penampakannya, mungkin kita masih enggan naik karena tampilan luarnya aja sudah gak bagus dan tetap menunggu bis selanjutnya dengan harapan siapa tau lebih baik. Ketika sebuah bis yang sesuai keinginan kita datang dan kita sudah siap-siap naik, ternyata bis itu melewati kita begitu saja karena mungkin supir nya gak liat kita. Sampai akhirnya gak sadar kita sudah menghabiskan waktu terlalu lama menunggu bis dan terlambat pergi ke tujuan kita. Dan ketika melihat bis yang lain yang datang, kita dengan tidak sabarnya naik ke dalamnya tanpa melihat-lihat lagi dan setelah sekian lama baru kita sadar bahwa ternyata bis itu tidak menuju arah yang kita inginkan. Itu setelah kita membuang-buang waktu sekian lama.

Jadi perumpamaan ini artinya, sering kali kita menunggu pasangan hidup seseorang yang benar benar sesuai dengan harapan kita. Sah-sah aja sih punya "persyaratan", tapi karena gak ada orang yang bisa 100% memenuhi kriteria kita seperti halnya kita gak mungkin 100% cocok dengan kriteria orang lain, jadi gak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada orang yang berhenti di depan kita tentu yang arahnya juga sama dengan kita.  

Terus kalau gak cocok gimana ? kita kan masih bisa bilang "stop, kiri" dan keluar dengan baik- baik. Tapi balik-balik semua tergantung kepada pribadi masing-masing sih. Mau tidaknya mencoba menerima seseorang yang datang ke depan kita.

Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu ??!! 


gambar dari sini

Catatan Akhir Semester (Summer)

Setelah dipikir bolak balik, liat-liat tiket pesawat murah, untung rugi kalau pulang, akhirnya diputuskan kalau summer semester ini saya tidak pulang ke Indonesia dan mengambil satu mata kuliah. Sebenarnya sih tidak mempercepat jadwal kepulangan ke Indo tapi semoga bisa mengurangi beban di semester akhir nanti yang saya yakin akan terbagi-bagi konsentrasinya karena mungkin yang ada dipikiran cuma kamu...kamu...dan kamu *eh...minta ditimpuk orang serumah* ha..ha..

Summer semester ini mungkin kalau di Indo istilahnya semester pendek. Bisa dipakai untuk mempercepat waktu kuliah, mengurangi beban, atau memperbaiki nilai. Beda sama semester biasa, semester ini intensif cuma 10 kali pertemuan atau 2 minggu kuliah. Cepet sih tapi jadi ngos-ngosan bikin tugas dan menyiapkan ujiannya. 

Alhamdulillah semua sudah selesai dijalani, meskipun justru di akhir-akhir menjelang ujian sempat berantakan konsentrasinya karena satu dan lain hal. Sekarang waktunya berdoa untuk hasilnya. Semoga dimudahkan sampai akhir....amiiin

Btw menurut catatan mbak daisy path, ternyata waktu saya di sini tinggal 5 bulan lagi...yipppiiieee.. tunggu aku di Jakarta mu ya :))