March 22, 2011

Hidup bersama = kompromi

Yup itulah yang saya rasakan setelah selama hampir 3 bulan tinggal bersama 2 teman yang kebetulan sekolah di tempat yang sama, bahwa butuh lebih banyak kompromi, lebih banyak pengertian, lebih banyak menahan diri ketika kita harus tinggal bersama orang lain yang praktis termasuk baru dikenal. FYI, saya kenal 2 teman saya ini ketika kita sama-sama training 3 bulan sebelum berangkat ke Oz.

Paling gak meskipun bukan tinggal bersama dalam arti berkeluarga , saya jadi tau bahwa tiap orang punya karakter berbeda yang harus coba dipahami juga. Bahwa yang menurut saya harus dilakukan belum tentu begitu menurut orang lain. Bahwa ada saatnya orang menuntut kita sebagai pengambil keputusan yang kadang itu saat kita lagi gak "mood" untuk menentukan. Tapi balik-balik, it's all about understanding other people.

And I'm grateful for that.... that I have nice and good friends that help me to "grow". I'm grateful for every single day with different experiences.

Saya jadi ingat bahwa jiwa cenderung mencari pasangannya. Ini yang menyebabkan kadang kita berpikir cocok dengan seseorang dan kadang main di kelompok yang sehati sejiwa dgn kita *halah apa siy.....

Still friend and always be gals.....


No comments:

Post a Comment